Kamis, 02 April 2015

Keindahan sastra Al-Qur`an

 Umar ibn Al-Khotob sebelum masuk Islam ia gemar minum-minuman keras. Bersikap keras dan kasar terhadap kaum muslimin, terutama kepada kaumnya sendiri, Bani Ady, ia tak ingin kaumnya tercemar oleh ajaran baru yang dibawa oleh Muhammad Saw. Suatu saat Umar mendapat berita bahwa ada upaya dari tokoh-tokoh kafir Qurays untuk membunuh Nabi. Berita itu amat membesarkan hatinya. Akan tetapi, segera tersiar kabar kegagalan upaya itu. Uqbah ibn Abi Mu`ith yang mencoba membunuh Nabi Saw. Dengan cara mencekiknya, digagalkan oleh Abu Bakar. Abu Jahal yang mencoba untuk membunuh Nabi Saw. Dengan menimpakan batu besar pada saat beliau sedang salat juga gagal. Umar merasa hanya dirinyalah yang mampu menghabisi nyawa Muhammad Saw. Disambarnya pedang yang tergantung di tempat penyimpanannya dan dengan marah, Umar keluar rumah mencari Muhammad Saw.

Di tengah perjalanan Umar bertemu dengan temannya, Nu`aim ibn Abdullah. Nu`aim menegur,”Hendak kemana kamu, wahai Umar?”, Umar menjawab,”Aku akan membunuh Muhammad!” Nu’aim terkejut dan cemas, lalu mengajukan pertanyaan yang dapat mengalihkan niat Umar tersebut:”Kamu ingin membunuh Muhammad atau memadamkan ajarannya? Kalau kamu ingin membunuh Muhammad, ingat pembalasan Bani Hasyim. Kalau kamu mau memadamkan ajaran Muhammad, kamu bereskan dulu keluargamu!” Umar bertanya,”Kenapa dengan keluargaku?” Nu’aim menjawab,”Ya keluargamu, adikmu Fatimah dan iparmu Said ibn Zaid telah mengikuti ajaran Muhammad!”. Umar sangat marah mendengar berita tersebut. Dialihkan langkahnya menuju rumah Fatimah. Ketika mendekati rumah Fatimah, dari dalam terdengar seseorang membaca Al-Qur’an. Umar menyangka seseorang sedang membaca syair. Di rumah itu ada Khabbab ibn Arts sedang mengajarkan Al-Qur’an kepada Said dan Fatimah. Mendengar suara langkah, Khabbab bersembunyi, sedangkan Said dan Fatimah menyembunyikan lembaran Al-Qur’an yang baru saja dibacanya. Tatkala Umar masuk rumah, suasana rumah menjadi mencekam. Umar pun langsung bertanya,”Syair apa yang baru aku dengar tadi? Aku sudah mendengar kalian sudah mengikuti ajaran Muhammad!” Umar pun lalu menyergap Said, Iparnya. Fatimah secepat kilat menghadang kakaknya sehingga terkena tamparan Umar. Bercucuranlah darah dari muka Fatimah. Fatimah tetap tegar dan menatap muka kakaknya seraya mengatakan,”Benar kami sudah masuk Islam, sudah beriman kepada Allah dan Muhammad utusan Allah. Sekarang perbuat sesuka hatimu kepada kami!”

Melihat keteguhan hati dan menyaksikan darah di muka adiknya itu, Umar lemah dan suaranya menjadi rendah,”Tolong berikan lembaran syair yang telah kalian baca tadi agar aku dapat mempertimbangkan yang telah diajarkan Muhammad kepadamu!”. Fatimah memberikan lembaran Al-qur’an kepada Umar, lalu membacanya dalam hati. Ayai yang dibaca itu adalah surat Thaha ayat 1-8. Ia sangat mengagumi, baik isi maupun susunan redaksi bahasanya. Gumamnya,”Sungguh indah dan mulia yang kalian pelajari ini!” Mendengar ucapan Umar tersebut, Khabbab keluar sambil berkata, “Demi Allah, semoga Allah memenuhi doa Rasulullah yang pernah kudengar, yaitu,”Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dua Umar!” Dimaksud dengan dua Umar adalah, pertama Umar ibn Al-Khottob, dan kedua `Amr ibn Hisyam (nama asli dari Abu Jahal). Khabbab berseru kepada Umar Ibn Al-Khottob,”Bergegaslah wahai Umar!”Umar menyahut,”Wahai Khabbab, dimanakah Rasulullah kini berada? Aku akan menyatakan keislamanku dihadapan beliau.”Umar ibn Al-Khottob yang semula berniat membunuh Nabi Muhammad Saw. Ternyata berbalik menjadi pengikut dan pembelanya yang sangat berpengaruh. Umar masuk Islam di hadapan Rasulullah di rumah Arqam ibn Abi Arqam setelah mengetahui nilai sastra dan keindahan redaksional Al-Qur`an.

tag;
Umar ibn Khattab masuk islam, Dua Umar adalah, Fatimah belajar Al-Qur'an, Sastra Al-Qur'an, tombo ati,

Baca juga artikel terbaru saya;
1. kelebihan bisnis online clik here
2. 4 pilar solusi pendidikan clik here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar